Jeritan Sang Pemabok
Biarlah malam yang menjawab do’a
setiap sembahyang para leluhur
memetik buah setiap pohon tanpa daun
bunga-bunga layu dalam hina
merajut asa tanpa jaya
entahlah ...
para dewa dewi menabur kristal di sepanjang jalan
meminta do’a para pengimis
agar berkah perjalanan hidupnya
di bawah kolong jembatan
jeritan derita masa lalu
menjadi lagu mengalun sinis
dalam dengung membubarkan mimpi indah sesaat
hanyut gendang telingaku
tari pecah dalam seteguk gelas ciu.
maafkan aku
Do’a AnakTuhan
Jika memang dunia adalah fatamurgana
harapan rakyat jelata adalah keangkuhan tuhan semata
semilir angin dan lirik liar matahari
begitu tajam mengincar memperkokoh iman
yang semakin hari semakin berkurang
tamak para diktator memakan harapan palsu
manusia mengaku wakil tuhan kecil
menyamun pada mimpi siang bolong
jauh di seberang
api melalap dan mengamuk
tanda marah prilaku orang-orang bijak
semua pandangan menjadi kabur
asap gemulai memacung dinding dinding langit
tak ada lagi teduh ...
Sabtu, 17 Mei 2014
Sajak Em. Muspiek Roembiee
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar